Hujan rindu awal bulan Juli, hmmm
tak ada tempat berteduh selain hatimu yang menulis epilog tanpa jeda waktu itu...
tak ada tempat berteduh selain hatimu yang menulis epilog tanpa jeda waktu itu...
Di dalamnya ada kita
menyimpan arloji mati di saku kiri
menanti detik pertama kehilangan kerling dimatamu...
menyimpan arloji mati di saku kiri
menanti detik pertama kehilangan kerling dimatamu...
Dari kota paling jauh, dalam kitab suci, maut terlihat layaknya kanak kanak membaca ayat pelan dan tersendat, sambil bersandar di puing puing bangunan cinta yang lama tak bersemi...
Hujan dan kata kata beku yang menyambar di luar jendela, angin menunggu jeda dalam bayang semu diwajahmu, sedang layang layang terlepas dari tanganku, menghindar dan menghilang dari sudut mataku...
Kelak kita akan mengenang waktu
dan mempercayai cinta dalam sebuah firman tuhan meniscayakan rindu sebagai cinta dalam keabadian yang kekal dan abadi...
dan mempercayai cinta dalam sebuah firman tuhan meniscayakan rindu sebagai cinta dalam keabadian yang kekal dan abadi...
Di lengkung langit kerap kau tuliskan bahasa sepi, sedih nan galau
serupa pucat bibir dikulum hujan semalam waktu itu...
serupa pucat bibir dikulum hujan semalam waktu itu...
Dan aku...? selalu saja terbenam
di kedap dadamu yang sunyi, merasakan sakit rindu sebagai pelipur hati nan lara, di saat mentari tak bersinar lagi, rindu yang terlarang di ujung malam ini...
di kedap dadamu yang sunyi, merasakan sakit rindu sebagai pelipur hati nan lara, di saat mentari tak bersinar lagi, rindu yang terlarang di ujung malam ini...
Menyembunyikan perasaan asing
tentang kejatuhan bintang
kejora matamu yang beralis legam
atau padang rembulan, seraut wajah manis yang menghiasi mimpi mimpiku...
tentang kejatuhan bintang
kejora matamu yang beralis legam
atau padang rembulan, seraut wajah manis yang menghiasi mimpi mimpiku...
Maka inilah puisi cinta untukmu pengisi rindu dalam jantung dan debaran hatiku... seperti senyum yang tulus, seperti bunga dahlia yang mekar dipagi hari, seperti matamu yang sembab karena menahan rindu seorang kekasih pujaan hati, rindu ini yang telah membunuhKu... (€Ï€¥.@riyanti)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar