Wagiman Sang Musafir dari Tasikmalaya - Target Hukum Online

Breaking

Berita Seputar Hukum Dan Kriminal

test banner

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Sabtu, 15 Juli 2017

Wagiman Sang Musafir dari Tasikmalaya

Targethukumonline. Pati - Kehidupan di dunia ini hanyalah menjalani takdirNya, begitu juga sosok Wagiman (52) dari Tasikmalaya naik sepeda ontel untuk menziarahi para wali wali Allah hingga ke madura. 


Perjalanan dari ujung kulon hingga sampai ke ujung timur pulau Jawa, saat malam ini beliau silahturahmi dan singgah di makam Syeh Jangkung di landoh Kecamatan Kayen Kabupaten Pati Jawa Tengah Indonesia.

Sabtu tgl (15/07/17) perjalanan hidup sang musafir yang ada di dunia ini, selalu menyimpan misteri begitu banyak yang terjadi, keadaan inilah dalam kenyataan menghadapi tantangan bekal hidup begitu juga riyadoh perjalanan dalam pengembaraannya.

Abah Wagiman berasal dari Tasikmalaya Jawa Barat, mengembara dalam mencari jati diri sebenarnya diri, sudah hampir lima tahun ini Abah Wagiman menjadi musafir berjalan ke tempat para Auliya atau wali wali Allah.

Berjalan tanpa bekal uang maupun makanan lainnya, hanya berupa bekal sholawat dan Al-fatihah berjalan menyusuri makam-makam Walisongo dari ujung kulon dari makam Sunan Gunung Jati, Mbah Kholil Bangkalan, sunan Ampel Surabaya, sunan Giri Gresik, sunan Drajat, sunan Bonang, sunan Muria, sunan Kalijaga, sunan Kudus, Syeh Jangkung atau Saridin terakhir ke Sumenep Madura Jawa Timur.

Berlanjut perjalanan musafir Abah Wagiman a hingga ke Pamijahan, Banten kembali lagi ke sunan Bayat Klaten. Hidup dalam pengembaraan ini kata Abah Wagiman adalah mencari ridho Gusti Allah, masing-masing punya cara dan metode sendiri-sendiri karena ada tugas yang harus di embannya. 

Singgah sejenak di masjid Al-Mukarramah Landoh Kayen Pati Abah Wagiman akan melanjutkan perjalanannya ke makam Syeh Ahmad Muthomakin Kajen Margoyoso Pati.

Begitulah​ ujian hidup setiap insan dalam mencapai tingkat kesucian hatiNya, tiada lain adalah mencari Berkah dan RidhoNya. Hidup yang sepenggal jaman adalah yang bermanfaat untuk sesama manusia, saling berbagi dalam hidup ini. 

Karena kehidupan yang hakiki sebenarnya adalah kehidupan setelah kematian, mati sak jeroning urip. 
Seperti Sang Bima atau Werkudara dalam kisahnya mencari tirta Kahuripan dalam lakon Bima Suci atau Dewaruci. (Tugi Eriyono)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad