Target Hukum Online. Pati - Kematian yang paling berbahaya bukan hanya karena terhentinya detak jantung. Melainkan matinya nalar dan Qolbu.
Dia punya daya menular kemudian menjalar menjadi massa yang bisa menghabisi sejumlah khalayak.
Dia menjadi buas karena telah kemasukan hantu "homo homini lupus" yakni mahluk raja tega terhadap sesama.
Meski demikian dia tetap di berikan keleluasaan oleh Tuhan untuk bertingkah ugal-ugalan. Bukan karena Tuhan tidak mampu menghentikan kebiadabannya, melainkan Tuhan tidak akan mengingkari hukumnya yang terkandung dalam sifat ar Rahman, yakni welas asih kepada semua mahluk tanpa kecuali.
Tapi dibabak selanjutnya dia akan mengalami proses kematian yang sakitnya luar biasa. Yakni dimulainya tahap kehidupan yang sesungguhnya, yang biasa disebut kehidupan akhirat.
Dalam kehidupan ini, Tuhan juga punya hukum tersendiri terhadap segala tingkah polah manusia. Yakni sifat ar Rahim Tuhan hanya berlaku kepada hambanya yang taat pada hukum dan sunnatullah-Nya.
Maka pesan yang ingin disampaikan adalah jangan sampai nalar dan Qolbu kita mati yang kemudian disusul matinya jasad. Jika sudah sampai diakhirat jangan pernah menyesal lalu menghayal bisa kembali di dunia. Sumpah, bisa nyesel se-umur-umur. (Arif Hakim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar