Pamor Keris Rambut Pinutung Menurut Eyang Rogo Sukmo - Target Hukum Online

Breaking

Berita Seputar Hukum Dan Kriminal

test banner

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Jumat, 28 Juli 2017

Pamor Keris Rambut Pinutung Menurut Eyang Rogo Sukmo

Targethukumonline - Jumat tgl (28/07/17) sejarah panjang pusaka kerajaan di Nusantara adalah keris maupun tombak sebagai pamor atau tosan Aji yang sudah tidak diragukan lagi. Termasuk pusaka kadipaten Pati yang sudah terkenal kewibawaannya, keris rambut pinutung adalah keris langka yang penuh misteri selama ini.

Empu eyang Rogo Sukmo

Bagi yang menguasainya atau memiliki jelas akan mengangkat derajat dan kewibawaan bagi penggunanya. Keris rambut pinutung termasuk keris yang langka dan merupakan pusaka legendaris yang pernah di miliki oleh para Adipati Pati.

Kekuatan yang secara umum mampu membuyarkan kekuatan lawan atau musuh musuhnya. Secara umum, keris yang baik itu tak lepas dari beberapa aspek penilaian. Di antaranya adalah utuh, sepuh, berpamor, dan ori (asli wilahnya tanpa rekondisi).

Selain itu, pamor ada tambahan lain yang membuat sebilah keris mengandung nilai estetik yang lebih, yakni berupa hiasan yang terbuat dari​ emas, perak dan permata yang disebut sebagai "kinatah". Kinatah sendiri memiliki pelbagai jenis, apabila hiasan kinatah itu menutup sepertiga bagian panjang bilah atau lebih, disebut "Kinatah Kamarogan".

Ada pula hiasan yang "nongkrong" pada bilah keris, yang disebut dengan​ "Kinatah lung-lungan", dan pada ganjanya disebut dengan​ "Kinatah Gajah Singa". Kinatah juga disebut-sebut​ sebagai teknik yang sudah marak dilakukan di zaman Persia Kuno dengan tampilan yang lebih sederhana.

Sebab, selain digunakan untuk menghias permukaan bilah, juga sering digunakan untuk membuat motif rajah, atau gambaran yang dianggap memiliki pengaruh gaib yaitu rajah Kalacakra, rajah Bintang Daud, rajah Haidar (simbol Singa Sayyidina 'Ali) dan lain sebagainya.

Gambar di bawah adalah keris berdhapur Nogo Sapto, dengan kinatah perak kamarogan lung anggrek. Awalnya, istilah Lung-lungan adalah motif non geometris yang ornamen utamanya terdiri dari tumbuh-tumbuhan.

Motif ini dapat kita temukan perkembangannya dalam kesenian Art Nouveau, dengan dominasi alur motif sulur dan bebungaan dicetak timbul. Kerap ditemui dalam perabot lemari dan meja bergaya "Indische", serta motif kain batik Lung-lungan. Adapun kata Lung-lungan sendiri berarti "tunas" atau "kuncup yang menjalar.

Akan lebih mudah bagi para pecinta budaya Nusantara ini, untuk mengenal lebih dekat. Apalagi menjelang bulan suro atau Muharram para sesepuh yang masih memiliki piandel pasti, berkolaborasi untuk menguri-uri atau menjamas pusaka-pusaka tersebut, sebagai sarana budaya Nusantara yang adiluhung," tutup eyang Rogo Sukmo. (M.tugi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad