Menyerbu Timor-Leste : Operasi Flamboyan (bag 1) - Target Hukum Online

Breaking

Berita Seputar Hukum Dan Kriminal

test banner

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Kamis, 08 Juni 2017

Menyerbu Timor-Leste : Operasi Flamboyan (bag 1)

Targethukumonline. Sejarah - Mereka  terus bergerak menuju arah barat rasa lapar dan haus sangat mulai terasa.

Tiba disuatu tempat yang relatif aman, disebuah lembah dimana terdapat mata air yang kelihatannya sangat bening, mereka pun beristirahat.

Sementara itu, Kapten Mannix membuka hubungan radio, berkomunikasi dengan markas aju di Atambua, menghubungi pimpinan Ops Flamboyan Kolonel Jonas meminta bantuan evakuasi helikopter.


Tidak lama heli penjemput pun datang, namun terbang tinggi karena khawatir ditembaki musuh dari bawah.

Walaupun Kapten Mannix dan anak buahnya sudah membuat segi lima asap, awak heli tetap tidak bisa menemukan lokasi mereka karena terbang terlalu tinggi. 

Akhirnya heli evakuasi memutuskan kembali ke Atambua tanpa hasil.

Mannix pantang menyerah, dhubunginya lagi Kolonel Jonas meminta dikirimi ulang heli untuk evakuasi keempat anggotanya yang terluka, dan permintaan ini pun dengan cepat terpenuhi.

Kini yang mengudara sebuah heli sipil dengan pilot Bambang Irawan, seorang pilot Pelita Air milik Pertamina.

Major Patricia yang bertugas sebagai Kasiops Flamboyan ikut serta kendati sudah terbang rendah, mereka tidak juga menepukan titik asap yang dibuat Kapten Mannix dan anak buahnya.

Akhirnya, Mannix pun terpaksa menembakkan pistol dengan tebakan isyarat berwarna hijau.

Melalui radio Mannix bertanya apakah mereka sudah meliat isyarat yang dibuatnya.

Namun dilain pihak, tembakan isyarat yang dilepaskan oleh Mannix jadi bumerang, menunjukkan lokasi tempat DZ dan pasukannya oleh musuh.

Tropaz pun berusaha mengejar mendekati lokasi.

Kapten Mannix terus berkomunikasi lewat radio dengan pilot Bambang Irawan, Kapten Mannix menuntun supaya heli diterbangkan kearah selatan, dari arah Laut Timor yang bersebelahan dengan Australia agar lebih aman pilot sempat memutar dari arah timur, padahal musuh berkeliaran disana.

Tak ayal heli diberondong tembakan dari bawah oleh berbagai jenis senjata campuran.

 Beruntung saja heli cepat menghindar tanpa ada yang terluka.

Heli evakuasi akhirnya dengan susah payah meski diberondong musuh berhasil menemukan Timnya Kapten Mannix.

Lantas langsung dijatuhkan beberapa jerigen air minum, sebab mereka mengira pasukan sudah kehausan dan tidak menemukan air bersih.

Ditengah kejaran Tropaz yang semakin mendekati LZ, ke empat anggota yang terluka digotong masuk heli yang penumpangnya hanya 3 orang, Pilot Bambang Irawan. Major Patricia dan seorang bintara Kopassandha.

Ada kesulitan, sebab seat-nya hanya ada tiga sedangkan tambahan penumpang 4 orang terluka.

Namun terpaksa ke empatnya di bawah masuk, seorang lagi diletakkan dibagasi heli.

Sungguh sebuah penyelamatan dramatis dan spektakuler, kemudian Tropaz datang menyergap, sisa pasukan meladeninya sambil melindungi proses evakuasi, embali kontak seru senjata seru terjadi.

Saat musuh menghujani mereka dengan tembakan, Mannix meletakkan ransel dan senjatanya dibawah pohon untuk bisa membopong anggotanya yang terluka naik heli, setelah itu kembali untuk mengambilnya, ternyata ransel dan senjatanya sudah tidak ditempat.

Rupanya anggota pasukan lain sudah menbawanya naik ke atas bukit untuk bertahan dari gempuran Tropaz dan Fretilin.

Ditengah hujan tembakan, Mannix berhasil mencapai bukit dimana anggota pasukannya bertahan. 

Karena posisi mereka strategis diatas bukit, musuh tidak berani mendekat, hanya meladeni tembakan-tembakan dari jauh.

Setelah berhasil mengevakuasi anggotanya dan bisa selamat naik keatas bukit, Kapten Mannix menarik nafas lega, dia bersyukur apalagi setelah melihat heli sudah mengudara menuju Atambua.

Dalam hati, dia merasa salut kepada sang pilot Bambang Irawan, yang meski hanya seorang sipil tapi nyalinya tidak kalah dari pilot tentara. Dalam hati Mannix berharap pilot tersebut mendapatkan penghargaan.

Berusaha mencapai perbatasan setelah terlibat dengan kontak senjata sengit dan setelah mempelajari pergerakan musuh yang mengejar beberapa saat, mereka kemudian bergerak mencari jalan pulang ke Atambua di sebelah barat.

Namun perjalan pulang tidak semudah yang dibayangkan, sebab dibeberapa tempat mereka masih harus terlibat kontak senjata dengan musuh yang terus membayangi pelolosan pasukan.

Ternyata musuh sangat menguasai medan dan menyebar dimana-mana.

Sehingga perjalanan yang semula direncanakan selama sepuluh hari menjadi lima belas hari, memasuki hari kelima logistik sudah habis.

Makanan tidak ada, air minum juga susah, masih beruntung terdapat banyak pohon kelapa yang bisa diminum dan dimakan air dan buahnya.

Ketika memasuki sebuah kampung yang ditinggal mengungsi oleh penduduknya, mereka menemukan seekor ayam betina yang sedang mengerami anaknya.

Tanpa basa basi lagi, ayam tersebut langsung di sembelih dan dimasak tanpa bumbu.

Mereka pun mengeroyok daging ayam betina itu. Keletihan yang amat sangat sudah menghinggapi semua anggota pasukan tak terkecuali Kapten Mannix.

Lapar dan haus luar biasa, menyadari hal tersebut, pada satu titi-titik yang aman, Kapten Mannix mempersilahkan anak buahnya beristirahat beberapa menit. ~bersambung~ ($.Pranata)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad