Targethukumonline. Tepat hari ini di tahun 1901, lahir salah satu putra terbaik Tanah Air. Pria yang dikenal sebagai Putra Sang Fajar, lahir dengan nama Koesno Sosrodihardjo di Surabaya, Jawa Timur.
Banyak versi mengenai sejarah kelahiran Soekarno, namun yang akan kami ulas saat ini adalah versi umum.
Sesuai dengan catatan biografi Soekarno Penyambung Lidah Rakyat (cetakan pertama 1965) yang ditulis oleh Cindy Adams, Soekarno sendiri mengaku lahir pada 6 Juni 1901 di Surabaya Jawa Timur.
Dalam buku itu, Soekarno mengaku lahir saat fajar. Sehingga banyak yang menyebutnya sebagai “Putra Sang Fajar”.
“Bersamaan dengan kelahiranku menyingsinglah fajar dari suatu hari yang baru dan menyingsing pulalah fajar dari satu abad yang baru,” demikian penuturan Soekarno, seperti yang ditulis Cindy Adams dalam Biografi Soekarno.
Meski Soekarno mengaku lahir di Surabaya. Namun, versi yang selama ini beredar pada zaman Orde Baru menyebutkan, bahwa Soekarno lahir di Blitar, Jawa Timur. Namun, bukti dokumen memperlihatkan hal yang berbeda dari versi kelahiran Soekarno pada 6 Juni 1901.
Dikutip dari laman Historia, berdasarkan buku induk mahasiswa Technische Hogeschool (kini Institut Teknologi Bandung), tercatat Soekarno lahir di Surabaya pada 6 Juni 1902.
Menurut Bambang, arsitek dan pemerhati sejarah, yang juga adalah pemilik buku induk mahasiswa yang memuat data pribadi Soekarno saat kuliah itu, bahwa buku tersebut dibuat sejak Technische Hogeschool berdiri pada 1920 sampai dengan masa sebelum kedatangan Jepang.
Namun dalam dokumen itu, nama yang tertulis adalah “Raden Soekarno”, bukan lagi “Koesno” yang merupakan nama lahir Soekarno.
“Soekarno ada di nomor urut 55. Dia masuk Technische Hogeschool Bandung pada 1921, artinya setahun setelah TH didirikan,” ujar Bambang, seperti yang dikutip dari Historia.
Sementara, dokumen harian Kompas menyebut versi yang jarang diketahui umum. Dalam harian Kompas yang terbit pada 5 Oktober 1970, ada kemungkinan Putra Sang Fajar lahir sebelum 23 Mei 1901.
Versi ini diungkap oleh Soemodihardjo, paman Soekarno. Menurut penuturan beliau, lahirnya Soekarno ditandai dengan letusan Gunung Kelud pada 23 Mei 1901.
Saat itu, Soemodihardjo sedang bersekolah di kweekschool (setingkat sekolah dasar) di Probolinggo. Adik dari ayah Soekarno, Soekemi Sosrodihardjo, itu kemudian diperbolehkan pulang ke Surabaya akibat dari letusan Gunung Kelud.
“Ternyata di rumah itu ipar saya, Idayu, yang berasal dari Bali, baru melahirkan seorang anak laki-laki. Waktu tiba di rumah kakak saya itu, bayinya berusia 5 atau 6 hari,” tutur Soemodihardjo.
Meski memiliki banyak versi, kelahiran Soekarno disepakati pada bulan Juni. Atas alasan itu, juga kelahiran Pancasila pada 1 Juni, PDI Perjuangan yang mengklaim sebagai pewaris ideologi Soekarno menjadikan Juni sebagai Bulan Bung Karno. Selamat hari lahir, “Sang Putra Fajar”. ($.Pranata)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar