Target Hukum Online. Pati - Budaya pencak silat sudah mengakar di bumi persada Nusantara ini, ribuan aliran silat tumbuh bagai jamur di musim penghujan salah satunya aliran silat yang sudah punah di bumi Jawa Dwipa ini, Kali Majapahit adalah suatu Ilmu Beladiri silat khas militer Kerajaan Wilwatikta (Majapahit) disebut Sundang Majapahit, Mempunyai beberapa karakter yang dinamai dengan unsur alam, seperti : Sundang Gunung (aspek pertahanan)
Sundang Kali / Sungai (aspek penggempuran)
Sundang Laut (aspek penaklukan)
Sundang Angin (aspek penyusupan)
Sundang Matahari (aspek perlindungan terhadap raja dan kerabatnya). Bisa dimainkan tunggal, tetapi juga dirancang untuk dimainkan secara kelompok dengan formasi khusus.
Sundang Kali / Sungai (aspek penggempuran)
Sundang Laut (aspek penaklukan)
Sundang Angin (aspek penyusupan)
Sundang Matahari (aspek perlindungan terhadap raja dan kerabatnya). Bisa dimainkan tunggal, tetapi juga dirancang untuk dimainkan secara kelompok dengan formasi khusus.
Diperkenalkan oleh Mahesa Anabrang (Sri Bhatara Adwayabrama) yang merupakan perkawinan ilmu pencak silat teknik telikungan / patahan dikombinasikan dengan senjata. Awalnya adalah penggabungan beladiri militer Singasari dan Dharmasraya. Ilmu tadi kemudian diaplikasi dengan dua senjata tajam berupa pedang ditangan kiri yang disebut Sundang dan keris ditangan kanan yang disebut Taji.
Konsepnya adalah tidak menghindar tetapi justru menyusup masuk ke area pertahanan lawan disisi terlemahnya.
Sejarah mencatat ilmu ini"Sangat Kejam", karena serangannya mengalir deras sesuai unsur alam semesta yang menandainya. Seorang Ranggalawe, yang dikenal kebal senjata dan mempunyai pengalaman tempur cukup perkasa-pun harus takluk dengan tubuh tercabik-cabik dipertarungan tengah sungai melawan Mahesa Anabrang. Kekejaman ilmu ini adalah "Tidak Bisa Dihentikan Ditengah Jalan, Dia Akan Mengalir Bak Air Bah Yang Tak Terbendung".
Sepeninggalan "Mahesa Anabrang", ilmu ini diwarisi putranya Dyah Bagus Mantlorot atau Mahesa Teruna atau dikenal luas sebagai Adityawarman Dengan Sundang Majapahit beliau tak terkalahkan diberbagai medan pertempuran dan tercatat sebagai pahlawan Majapahit jauh diatas Gajah Mada dengan pangkat tertinggi Wredha Menteri (orang kedua setelah raja itu sendiri).
Sundang Majapahit diwariskan ke segenap pasukan Majapahit termasuk pasukan khusus pengawal Raja (pasukan Bhayangkara) juga beberapa kerajaan anggota konfederasi Nusantara. Ada beberapa kerajaan konfederasi yang sengaja mengembangkan ilmu ini : Dharmasraya, Bugis, Gowa, dan Sulu. Ketiganya mempunyai ciri karakter yang sama, yaitu adanya tali pengikat pergelangan pada keris dan pedangnya yang menandai"Sundang" (karena kedua senjata harus mampu diputar berganti peran dengan cepat).
Kerajaan Dharmasraya menitik beratkan pada seni gerak patahan, Bugis mengembangkan kuncian dan tikaman (pencak sarung) dan Sulu pada kecepatan reaksi (kali). Ketika di Nusantara ilmu ini memudar, pasukan kerajaan Sulu justru masih eksis mengembangkannya di kawasan Philipina Selatan dengan masih menyanjung nama Kali Majapahit. Diklaim sebagai salah satu ilmu beladiri asli Philipina yang telah mendunia dan bahkan buka cabang di Indonesia. (M@$ru'|)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar