
Targethukumonline. Pati - Dalam rangka menyambut musim semi Klenteng Tjong Hok Bio
Juwana Mengadakan acara Tahunan Atau Istilah Jawa Sedekah Bumi, yang di meriahkan dengan hiburan wayang kulit sehari semal
Dan juga acara Barongsai. Acara sangat meriah dan di sambut antusias oleh warga sekitar klenteng.
Di zaman dahulu Klenteng berasal dari negara China, Klenteng itu sebetulnya bukan agama namun klenteng adalah peradapan orang tionghoa untuk berkumpul atau bersilahturohmi dengan semua umat, Klenteng dalam bahasa jawa mempunyai arti Klentengan (klintingan atau lonceng)
adalah sebagai alat untuk memanggil, berkumpul, bertemu dan bersilahturahmi, bahkan hingga berdagang, karena tujuan orang China masuk ke Indonesia tak lain untuk berdagang, terang Edy Santosa Ketua Umum Klenteng Kabupaten Pati ketika ditemui awak media dalam kegiatan menyambut musim semi di Klenteng Tjong Hok Bio Juwana kamis (13/9/2016).
Klenteng Tjong Hok Bio yang terletak di Desa Teluah Kecamatam Juwana Kabupaten Pati merupakan Klenteng tertua di Pati dan diperkirakan sudah berdiri sejak abad Ke17, bangunan aslinya sudah sangat lapuk termakan usia dan sudah kita bongkar untuk di simpan dan nantinya akan kita buatkan musium di samping Klenteng ini.
Untuk sekarang ini Klenteng Tjong Hok Bio Juwana sedang menyambut musim semi yang mempunyai arti, menghormati Dewa Bumi dimana disitu kita tinggal, makan dari hasil bumi, mencari rezeki bahkan sampai buang hajatpun kita lakukan di Bumi, dan setiap tanggal 15 bulan 8 Klenteng di seluruh Dunia selalu menyambut musim semi, kalau di jawa kita biasa menyebutnya dengan sedekah bumi. sebenarnya kita memiliki budaya yang sama di jawa kita menyebutnya dengan Dewi Sri dan di agama kami menyebutnya dengan Dewa Bumi
Dalam menyambut Musim Semi kali ini Ketua Klenteng Tjong Hok Bio Juwana Oe han mengadakan pagelaran budaya Wayang Kulit jawa sehari semalam sebenarnya di China’pun ada wayang namanya Wayang Potehi, karena kita tinggal di Jawa maka kita harus nguri nguri budaya jawa karena Wayang Kulit ini salah satu budaya Jawa yang masih di lestarikan dari dulu hingga sekarang, maka sebaiknya kita juga harus melestarikanya. Tak lupa dalam menyambut musim semi pada tahun imlek 2567 kami juga melakukan Upacara Sembahyang supaya yang hidup bisa lebih bersyukur kepada dewa yang tlah memberikan penghidupan kita di bumi dari dulu hingga sekarang dan seterusnya.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar