Targethukumonline. Sejarah - Setelah beristirahat, mereka langsung bergerak agar tidak sempat terdeteksi dan terkejar oleh musuh.amunisi mereka sudah sangat terbatas, masing-masing hanya tinggal sekitara 20 butir saja dari 250 persediaan semula.
Mannix memutuskan bahwa jalur pantai lah yang akan mereka tempuh. Mereka pun kemudian bergerak dengan hati-hati sambil tetap dengan kewaspadaan tinggi.
Setelah menempuh perjalanan hampir 15 hari, mereka kemudian memasuki sebuah kampung diperbatasan Timles dan NTT. Semua penduduk kampung tersebut ketakutan dan berusaha kabur, mereka mengira Fretilin menyerang dan masuk kampung mereka.
Untunglah melalui penterjemah yang dibawa dijelaskan bahwa mereka bukan Fretilin melainkan tentara Indonesia, kemudian penduduk kampung memberi mereka makan. Beberapa ekor ayam dipotong, dimasak dan dibakar tanpa bumbu, hanya garam, tiba-tiba beberapa penduduk berlarian sambil berteriak mengatakan ada seseorang membawa senjata memasuki kampung nya, mereka mengira itu pasti Fretilin.
Ternyata orang tersebut adalah Serda Sarwono yang sempat dinyatakanmissing. Pembantu penembak roket ini hampir putus jari tangannya diterabas peluru musuh.
Sarwono mengiris sendiri jari tangannya hingga putus dan mengobatinya sendiri secara ala kadarnya.
Dia pun berhasil menyelamatkan diri dan mencapai perbatasan dengan kisah yang tidak kalah dramatisnya.
Ketika Tim Umi meninggalkan kampung tersebut menuju Kotabot, Sarwono segera dievakuasi ke rumah sakit untuk mencegah inveksi pada luka buntung jarinya.
Tim Umi yang sudah konsolidasi diperintahkan berangkat dari Kotabot berkumpul di Motaain, sebuah desa kecil wilayah NTT perbatasan berjarak 25 km dari Atapupu dan hanya 3 km dari Batugade.
Batugade sebelumnya dikuasai oleh UDT namun setelah pertempuran sengit, UDT terusir ke perbatasan dan Batugade diduduki Fretilin.
Padahal Batugade sangat penting karena merupakan pintu gerbang keluar masuk wilayah Timor Portugis.
Fretilin juga maklum akan itu, sehingga mereka mengerahkan sebuah Frigat ex AL Portugal yang dikuasai bergerak dari Dilli menuju perairan dekat garis perbatasan.
Kehadiran kapal jenis frigat yang diyakini bersenjata lengkap ini memberikan kekhawatiran kepada pihak UDT dan penduduk NTT di perbatasan.
Dalam situasi dan eskalasi yang semakin meningkat, Kol. Jonas memerintahkan Kapten Mannix untuk segere membawa tim nya merebut Batugade.
Padahal Tim Umi baru saja konsolidasi dan belum lengkap (Dalam gerakan kemarin, Tim Umi menderita kerugian 1 gugur, 7 luka-luka 2 stress dan terpaksa dipulangkan).
Namun dengan kondisi personil terbatas hanya dengan 1 Prayudha, Mannix membentuk pasukan penyerbu.
Pasukan ini merupakan gabungan yg terdiri dari : 1 Prayudha Tim Umi Sandiyudha, 1 Peleton Parako di bp. Lettu Inf. Sugiarto dibantu sukarelawan Apodeti, UDT, KOTA, Trabalista dan beberapa ex Tropaz.
Kapten Mannix yang sudah memetakan kondisi di Batugade memimpin pasukan dalam kelompok-kelompok kecil membentuk basis gerilya, bergerak menyusuri hutan dan perbukitan dengan sasaran Batugade.
Ketika hari H ditentukan, secara sporadis serangan dilancarkan. Pertempuran sengit terjadi. Dari arah laut, Tim Parako pimpinan Sugiarto bergerak melambung menyusup rusuk benteng Tropaz di tepi pantai.
Namun tak disangka ditengah-tengah pertempuran memperebutkan benteng Tropaz, pasukan Kapten Mannix dihujani tembakan meriam dari arah laut.
Rupanya Frigat yang sudah dikuasai Fretilin beraksi. Segera Mannix menghubungi pasukan Marinir TNI-AL yang juga sudahstandby meminta bantuan.
Anggota Marinir segera meggelar artileri dan pansernya di bibir pantai.
Jika dalam pendaratan pasukan Sekutu di Sicilia dalam PD II terjadi duel tembakan antara kapal-kapal perang sekutu dan tank-tank Jerman di pantai, mungkin ini duplikatnya namun dalam skala lebih kecil.
Frigat Fretilin di tembaki oleh tank ringan, panser, meriam dan bahkan mortir Marinir dari pantai. Mendapat hujan tembakan, Frigat ini pun kemudian mundur kembali ke Dilli.
Menjelang senja, benteng Tropaz di Batugade sepenuhnya dikuasai oleh pasukan gabungan Mannix.
Namun Fretilin masih juga membuat serangan dadakan malam harinya.
Mortir dan bazooka menghujani benteng. Kini keadaan terbalik, pasukan Mannix yang bertahan dan Fretilin yang menyerang. Serangan dapat dipatahkan, dan Fretilin mundur melarikan diri.
Kemudian para sukarelawan pimpinan Mannix bergerak menuju kota dan merebutnya. Batugade merupakan kota pertama yang jatuh ketangan 'sukarelawan' dalam Operasi Flamboyan. ($.Pranata)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar