Target Hukum Online. Pati - Haul Ki Bagus Kuncung atau Mbah H Metaram yang diperingati oleh penduduk setempat pada hari Selasa tgl (28/03) sangat meriah sekali bahkan dihadiri oleh Bupati Pati H. Haryanto SH. MM. MSi. keberadaan makamnya berlokasi di Dukuh Jabung, Desa Jatiroto, Kecamatan Kayen Kabupaten Pati Jawa Tengah.
Hadir pula Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Wandansari sebagai Pengageng Sasana Wilapa Keraton Surakarta Hadiningrat dalam acara haul tokoh yang disebut-sebut sebagai Ki Bagus Kuncung tersebut pada tanggal 1 rajab. Pada tanggal itu pula, sedekah bumi bagi penduduk setempat dirayakan.
Makam Ki Bagus Kuncung sendiri tidak lama dibuka. Sang juru kunci, Mas Ngabehi Sukadi Prasetyo saat ditanya beliau mengatakan, makam yang berlokasi di lereng pegunungan Kendeng itu dibuka pada 7 Juli 2007 atas amanah dari Umi Syarifah Siti Khadijah Alatas yang disebut-sebut juru kunci sebagai waliyullah.
Lantas siapa sebenarnya Mbah Haji Metaram itu atau Ki Bagus Kuncung, kenapa dikultuskan penduduk sekitar, sebagai salah satu tokoh penyebar agama Islam pada masa itu.
Dari informasi yang dihimpun atas legalisasi dari GKR Wandansari, Ki Bagus Kuncung adalah anak dari Bagus Kacung atau Ki Ageng Mataram atau Ki Ageng Pemanahan. Bagus Kacung atau Ki Ageng Pemanahan punya empat istri dan 32 anak, salah satu anaknya itu Ki Bagus Kuncung," ujar Sukadi.
Ki Ageng Pemanahan adalah anak dari Ki Ageng Henis. Henis sendiri adalah anak dari Ki Ageng Selo atau Ki Bagus Songgom. Bila dirunut ke atas, ada juga tokoh Ki Ageng Getas Pendowo, Raden Mas Bondan Kejawan atau Ki Lembu Peteng dan Roro Nawangsih.
Dikisahkan, Mbah H Metaram sebagai salah satu senopati kerajaan dari kerajaan Mataram Islam untuk mengantarkan Saridin atau Syeh Jangkung ke Dukuh Landoh, Kayen, setelah menumpas pageblug atau wabah penyakit di Keraton Mataram.
Mbah Metaram tidak pulang, tetapi nyantrik dulu di-syech jangkung untuk ngangsu kaweruh setelah diijinkan beliau baru menyebarkan agama Islam di wilayah Pati selatan hingga akhir hayat dan dimakamkan di Dukuh Jabung desa Jatirejo Kecamatan Kayen Kabupaten Pati. Letak makam berdekatan dengan tempat pemakaman umum dan diapit dua pohon asem raksasa.
Sekilas tempatnya terkesan mistis, angker, dan wingit. Mungkin karena keberadaan dua pohon raksasa. Dari jalan raya Kayen-Tambakromo, masuk menyusuri jalan desa sekitar 1,5 kilometer.
Dari cerita tutur yang berkembang di masyarakat setempat, rebutan nasi tumpeng lengkap dengan ayam ingkung setiap tanggal 1 rajab diharapkan memberikan berkah, kesejahteraan, rezeki, dan keselamatan. Bahkan, nasi hasil rebutan acapkali disebar di sawah supaya pertanian subur.
Acara haul Ki Bagus Kuncung atau Raden Mas H. Metaram yang dirayakan setiap 1 rajab menjadi agenda atau kalender wisata budaya (cultural tourism) di wilayah Pati selatan. Namun, pengunjung masih berasal dari wisatawan lokal desa setempat dan sekitarnya biasanya dihadiri Ratu Surakarta Hadiningrat beserta dengan abdi dalemnya. (Zarkoni)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar