Target Hukum Online. Bandung - Kematian itu ciptaan Tuhan yang tak kenal kompromi. Datangnya tak disangka-sangka. Sebuah teka-teki yang sampai saat ini belum terpecahkan.
Tak ada yang bisa melawan kematian, siapapun dia. Manusia hanya mampu melakukan penundaan saja. Kita memenuhi kebutuhan fisiologis atau berobat jika sakit adalah bentuk upaya menunda Kematian. Namun lagi-lagi itu masih sebuah misteri.
Bagi pengamal tarekat, konsep kematian telah di perkenalkan sedari awal masuk tarekat. "Matikan dirimu sebelum engkau dimatikan" adalah start menempuh jalan Ruhani.
Karenanya bertarekat itu belajar mempersiapkan kematian. Mengingat akan kematian akan menjadikan kita lebih giat untuk berbenah diri, bertaubat kepada Allah swt. Berahklakul Karimah dengan ending Khusnul khatimah, siapa sih yang tidak mau diakhir cerita hidupnya tersenyum bahagia.
Namun lagi-lagi gelar Khusnul khatimah tidaklah gratis. Mesti kita tempuh dengan sungguh-sungguh. Sungguh-sungguh pun belumlah cukup. Kita harus sering-sering bermajelis dengan orang-orang yang beserta dengan Allah, hamba yang di kasihiNya yang oleh Allah sendiri beserta para malaikatnya telah bersholawat kepada kekasihnya.
Siapa lagi kalau bukan nabi Muhammad SAW yang didalam dadaNya bertajalli kalimah Allah- nurin ala nur. Setelah nabi Muhammad SAW wafat, cahaya Allah SWT berupa nurin al Nur ini telah di wariskan kepada para Ahlinya. cahaya ilahi ini mampu menerangi, memberi syafaat kepada umat, termasuk syafaat saat sakararul maut. Amin.
Sholallah 'ala Muhammad, salam sejahtera kami haturkan kepada mu wahai ke kasih Allah. (Arif Hakim)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar